Sabtu, 07 Juni 2008

PUISI TERAKHIR UNTUK IBU

PUISI TERAKHIR UNTUK IBU

Pagi indah Dan diramaikan kicauan burung yang merdu yang telah membangunkan semua orang,namun aku.
Tiba tiba saja ada suara perempuan stengah baya yang membangunkan aku dari mimpiku,
“Rasya bangunlah hari sudah siang”
bi Ina, dia lah orang yang selalu membangunkan aku setiap pagi jika aku terlambat bangun
pagi itu aku sengaja di bangunkan kesiangan, karena pada hari itu aku akan di antar ibu ke dokter
aku memang lagi sakit tertapi aku sendiri tidak tahu penyakit apa yang aku alami, karena ibu selalu menyembunyikan hasil pemeriksaan ku dari dokter, karena memang ibu tidak ingin melihat aku sedih
sampai tak sengaja aku lewat didepan ruang dokter yang manangani aku. Dan aku mendengar percakapan dokter itu dengan ibu ku tentang penyakit ku yang sudah mencapai stadium 4.


Ternyata selama ini aku mengidap kangker otak yang kapan saja dapat merengut nyawahku, karena itu aku selalu di bawah periksa ke dokter oleh ibu ku.
Aku melangkahkan kaki ku ke lorong tengah rumah sakit itu yang agak sepi, dan tampa sadar air mataku telah membasahi seluruh pipiku. Setelah ayahku meninggal ibu lah yang menjadi tulang punggung keluarga dan mengambil aliih seluruh pekerjaan ayah.kecelakaan itu lah yang membuat aku dan ibu terpisah dari ayah.
******

“Pagi Rasya” tegur seorang yang baru datang dari belakan ku.dia adalah tema dekat aku namanya jesicka.
Muka kamu kok pucat, kamu ada masalah ya? atau kamu lagi sakit ? aku baik baik saja,balas ku sambil tersenyum padanya, walaupun senyunman itu kupaksakan.dia adalah cewek remaja di sekolah ku yang paling aku sayangi selain ibuku.
“Rasya hari sabtu nanti kamu datang ya ke rumah aku , kakak ku ulang tahun dan kami membuat ucapan syukur. “Kamu datang ya Ras” iya aku pasti datang
Tiba-tiba terdengar deringan lonceng yang memutuskan pembicaraan kami berdua.
Dan ia pun berjalan menuju kelasnya sambil mengingatka aku lagi tentang ulang tahun kakak nya, dan aku pun langsung masuk kedalam kelas ku karena kebetulan kami berbicara di depan kelas ku. Sementara didalam kelas aku memikirkan sesuatu kepada ibu aku, karena aku tahu hidup ku tidak akan lama lagi, karena aku difonis dokter hidup ku tinggal tiga bulan lagi.
Tampa terasa hari- hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari sabtu, dan aku sudah bersiap – siap untuk pergi kerumah jescka.
“Rasya kamu perginya diantar sama sopir ya” kata ibuku sambil menyuruh pak sopir untuk mengantarkan aku.
******

“Malam Jesc” sapa aku pada jesicka yang sudah dari tadi menunggu aku di depan teras rumahnya
Rasya aku kira kamu tidak akan datang, “nyatanya aku disini. kan” balas aku dengan nada agak bergurau, “mana kakak mu? “ ada didalam tu, ayo kita masuk.
Kami berdua pun masuk dan bergabung dengan yang lainya
Setelah acara itu selesai aku pamitan Dan langsung pulang karena, rasa sakit dikepala ku tak dapat ku tahan lagi. Tetapi aku berusaha menyembunyikan itu dari jesicka, karma ku tak ingin melihat dia sedih karena aku
******

Rasa sakit ku sudah tak tertahankan lagi, tetapi aku tak ingin melihat ibu ku sedih,karena itu aku selalu menyembunyikan dari ibu ku Dan membuat seolah olah aku tak merasakan apa-apa. Namun kini rasa itu sudah tak sanggup aku tahan lagi, Dan aku tahu bahwa sebentar lagi aku akan meninggalkan semua orang- orang yang kau sayangi, terutama ibu ku dan Jesicka.
Aku memutuskan untuk menulis sebuah puisi terakhir untuk ibu ku di akhir hidup ku ini.
Aku masuk ke kamar aku Dan mengambil selembar kertas berwarna biru tua,dan ku mulai menulis puisi itu.
Terima kasih ibu 9 bulan aku berada dalam rahim mu
Engkau menjaga ku dengan kasih yang tak dimiliki orang lain
Disaat Engkau lahirkan aku kedalam dunia ini
Engkau dihadapkan pada dua pilihan mati atau hidup untuk ku
Kektika Engkau berhasil memilih hidup untuk ku
Penderitaan mu ta terhenti sampai disitu
Engkau masih harus manjaga,dan menyusuiku
Denga kasih sayang dan cinta engkau membesarkan ku
Walaupun engkau mesti berkorban demi aku,dengan apakah harus
Ku balas semuanya itu,kalau saja aku masih diberi kesempatan Untuk hidup aku Ingin membahagiakan mu dan melihat senyum Yang terpancar dari wajahmu, Namun kini hidupku sudah tak lama Lagi, didetik-detik terakhir hidup ku ini Hanya puisi ini yang dapat Aku tinggalkan untuk mu
Semoga Tuhan selalu menjaga dan melindungimu dari terpaan Gelombang Dunia ini, tegarlah selalu Bunda
Selamat tinggal bunda tercinta……………………