Outbond yang Mengasyikan
Outbond yang sangat mengasyikan itulah pikir kami sehabis mengikuti kegiatan ini. Outbond merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan tiap tahunnya oleh SMA Kristen Anak Panah dengan tujuan utama mendidik setiap generasi penerus bangsa untuk menjadi seorang pemimpin yang cakap, kreatif serta inofatif dalam memimpin. Bertepatan dengan angkatan pertama dari SMA Anak Panah yang baru kelas tiga maka kegiatan inipun telah dilaksanakan sebanyak 3 kali.
Dengan persetujuan dari kepala sekolah, guru kesiswaan serta ketua osis maka kegiatan inipun siap dilaksanakan dengan membentuk sebuah panitia kecil yang tujuannya agar dapat menyukseskan kegiatan ini. Adapun panitia kecil yang dibuat dengan menunjuk Yohanes Hendrik Sukan sebagai ketua panitia serta beberapa anggota diantaranya Aris Purhoko, Linda Iriani, Sonya Pupoho, Marten Kobogau, Berto Lalao, Dina Miokbun, Santi Resbal, Tiara Andoy, Sari Kolamsusu, Jefri Tabuni serta yang lainnya.
. Sebelum kegiatan ini diberlangsungkan kami para peserta telah dibagi dalam tujuh kelompok dengan jumlah perkelompok 8-7 orang. Membawah berbagai atribut serta perlengkapan adalah kewajiban kami para peserta. Adapaun berbagai perlengkapan yang dibawah oleh peserta pria seperti ; topi kerucut, papan nama, tas kresek warna hitam, buku satu lembar serta ballpoint hitam dan untuk peserta wanita ; rambut dikepang dua, papan nama, tas kresek warna merah, buku satu lembar serta ballpoint biru. Itulah berbagai perlengkapan yang harus dibawah oleh kami para peserta. Hasil kesepakatan yang dibuat baik dari kepala sekolah, guru kesiswaan, ketua osis maupun ketua panitia adalah mereka menetapkan tanggal 2 Oktober hari sabtu sebagai hari hanya dimana kegiatan ini akan diberlangsungkan.
Pagi yang sangat cerah kira-kira pukul enam kamipun telah siap disekolah dengan berbagai macam atribut kami. Hari sabtu yang mengasyikan itulah pikir kami saat kegiatan ini akan diberlangsungkan. Sehabis terkumpulnya seluruh peserta walaupun ada yang terlambat maka kegiataan inipun siap dilaksanakan. Lokasi yang diambil untuk melangsungkan kegiatan ini adalah gunung Karang Mulia. Seraya menaiki mobil kamipun menuju tempat kegiatan akan diberlangsungkan.
Setelah tiba, kamipun mendapat berbagai pengarahan dari kepala sekolah yang sekaligus membuka berlangsungnya kegiatan ini. Beberapa pengarahan yang diberikan antara lain tentang tiga pasal utama dalam mengikuti kegitan tersebut. Adapun pasal pertama berbunyi ; peserta selalu bersalah, bunyi pasal kedua pembina tidak pernah bersalah, dan pasal yang terakhir kalau tidak terima dengan perlakuan panitia kembali kepasal dua.
Sehabis dibacakan ketiga pasal tersebut kami agak heran namun apa boleh buat kami selaku peserta harus mengikuti semua itu. Setelah mendengarkan berbagai ceramah dan arahan kamipun diberikan berbagai nasihat berupa hukuman. Hukuman yang diberikan semuanya dilakukan karena kesalahan kecil yang kami lakukan. Berbagai hukuman yang diberikan kepada kami para peserta diantaranya adalah push up, lari joging mengintari pusat kegiatan, merayap di tanah sambil menyanyi dan hukuman lainnya yang kalau diamati sangat mengecewakan kami.
Sehabis menerima berbagai hukuman dari para panitia kamipun tiba di pos pertama tepatnya di halaman gereja GBI Bethany Karang-Mulia. Pos ini dinamakan pos kejujuran. Di pos ini kami telah disambut dengan berbagai pertanyaan yang intinya menyangkut kejujuran kami. Sehabis menjawab berbagi pertanyaan kamipun mendapat berbagi saran dari para guru kami meyangkut kejujuran. Saran yang diberikan diantaranya adalah agar disaat kita menjadi seorang pemimpin jangan hanya pintar bicara atau IQ tinggi tetapi harus menjadi seorang pemimpin yang berhati jujur dan tulus agar kedepannya daerah yang di pimpin tetap aman dan tentram. Dengan mendengarakan berbagai uraian tentang kejujuran dari para guru kami membuat kami paham dan mengerti betul pentingnya suatu kejujuran.
Setelah cukup lama di pos pertama kami pun melanjutkan perjalanan kami ke pos yang berikutnya yaiut pos kedua. Dalam perjalanan menuju pos kedua kami diberi sebuah ultimat untuk menyanyikan sebuah lagu hingga tiba di pos kedua. Pos kedua ini dinamakan pos kesabaran. Di pos ini kami diajar untuk menjadi seorang pemimpin yang sabar serta bertanggung jawab terhadap segala kepercayaan yang diberikan. Ujian pertama yang diberikan di pos ini adalah kami harus mencari sebuah cincin milik salah seorang guru yang telah hilang (jatuh) dalam kali dan yang kedua adalah masing-masing kelompok harus menangkap berudu (katak kecil) sebanyak lima ekor dalam kali. Kalau dilihat ujian ini bukanlah sebuah ujian yang mudah. Tapi dengan segala kesabaran bahkan ketekunan kami maka sebuah cincin yang telah jatuh dan hilang dalam kali tersebut berhasil di temukan serta masing-masing kelompok berhasil menangkap berudu. Kira-kira waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kedua pekerjaan tersebut 2 jam.
Setelah tugas dan tanggung jawab di pos kesabaran telah selesai maka kami pun menuju pos ketiga yaitu pos rendah hati. Dalam perjalanan menuju pos ini kami harus mendaki gunung yang tinggi, melewati berbagi rintangan berupa hukuman maupun cobaan. Dalam perjalanan kami juga ditekankan agar tetap menjaga kekompakan agar bisa terlaksana apa yang diinginkan. Setelah melewati berbagai rintangan dalam mencapai pos rendah hati maka kamipun tiba di pos ini. Setelah kami tiba maka kamipun diperintahkan untuk mengucapkan setiap yel-yel yang kami miliki. Dengan mengucapkan berbagai yel-yel dari masing-masing kelompok kamipun diberi berbagai pengarahan mengenai kerendahan hati. Dari semua materi yang diberikan tentang rendah hati beberapa diantaranya adalah kami ditekannkan agar kedepannya menjadi seorang pemimpin yang rendah hati serta peduli terhadap sesama yang hidup dilingkungan kita.
Sambil materi diberikan nasihat dan teguran berupa hukuman tetap dijalankan. Beberapa hukuman yang diberikan oleh panitia kepada kami terlebih khusus bagi mereka yang agak bandel di pos ini diantaranya adalah memeluk sebatang pohon sambil meneriakan “saya mau merendahkan diri” memikul sebuah kayu menjadi salib sambil meneriakan yang sama dan penulis juga sempat disuruh mengangkat sebatang batang pohon yang sangat besar sambil meneriakan hal yang sama. Dengan hukuman serta nasehat yang diberikan membuat kami bisa memahami pentingnya suatu kerendahan hati agar disaat kami memimpin dapat menjadi seorang pemimpin yang takut akan Tuhan.
Sehabis mendengarkan berbagai nasihat maupun materi tentang kerendahan hati kamipun melanjutkan pertualangan kami menuju pos keempat. pos keempat ini dinamakan pos ketaatan. Di pos ini kami ini diajarkan untuk menjadi seorang siswa yang taat dan patuh terhadap orang tua maupun guru kami. Kemudian beberapa siswa yang sering mengabaikan teguran menyangkut peraturan disekolah dipanggil kedepan umum untuk meyampaikan janjinya agar tetap patuh dan taat kepada guru maupun orang tua mereka. Penyampaian janji mereka agak unik karena mereka nenyampaikannya melalui sebuah adegan berpidato. Dengan penyampain janji mereka didepan umum maka diharapkan agar kedepanya mereka lebih taat dan patuh lagi terhadap guru maupun orang tua. Sambil menyampaikan beberapa pidato dari pada siswa maka kegiataan lain berupa hukuman dan teguran kepada para pesertapun masih tetap diberlangsungkan. Sambil santai disertai gigitan nyamuk-nyamuk jahat kamipun dengan tabah dan sabar mendengarkan berbagai pidato yang disampaikan oleh mereka dan disamping itu juga kami secara umum dinasehati agar tetap menjadi siswa yang patuh dan taat kepada guru maupun orang tua yang kedepannya bisa berguna bagi banyak orang terutama orang tua kita.
Sehabis dari pos keempat maka kamipun melanjutkan kepos terakhir. Para panitia menamakan pos ini sebagai pos periistrahatan namun kami para peserta menamanakn pos ini sebagai pos pengujian. Mengapa kami menamakan pos ini sebagai pos pengujian. karena dipos ini kami diuji berbagai hal terutama mental kami. Banyak pemimpin pintar dan hebat namun, namun tidak banyak pemimpin yang baik mentalnya. Disinilah mental kami diuji karena kami juga akan menjadi pemimpin yang kedepannya dapat bermanfaat bagi banyak orang.
. Sambil baris kamipun diminta mengeluarkan berbagai ide maupun tanggapan kami mengenai kegiatan yang kira-kira telah diberlangsungkan hampir satu hari itu. Kami para pesertapun dengan santainya megeluarkan berbagai unek-unek kami tentang kegiatan tersebut tanpa sedikitpun ragu. Tanpa diduga-duga saat kami sedang mengeluarkan berbagai ide-ide maupun unek-unek kami tiba-tiba terjadi suatu perkelahiaan yang sangat luar biasa antara seorang panitia dengan seorang peserta, bahkan perkelaian ini melibatkan seluruh panitia. Karena terjadi perkelahian maka kami para pesertapun disuruh untuk berdiri dan memejamkan mata sambil mendengarkan berbagi kata-kata perlawanan yang dikeluarkan oleh para panitia terhadap seorang peserta tersebut.
Karena perkelahiaan yang terjadi semakin hebat maka beberapa peserta yang tidak terima dengan keadaan tersebut langsung keluar barisan sambil membuka matanya seraya mengatakan kata tantangan kepada para panitia. Dengan tabah dan sabar beberapa panitia yang memberhentikan suatu aksi yang sebenarnya tidak perlu bahkan tidak seharusnya dilakukan oleh para siswa-siswi yang kebetulan saat itu kepala sekolah serta beberapa gurupun sedang hadir. Saat kejadian sedang terjadi beberapa siswa wanita yang jarang mendapat bentakan bahkan omongan kasar langsung mengucurkan air mata sebagai tanda takut dan tidak terima dengan kejadian tersebut. Kemudian setelah drama itu dilewati maka kami para pesertapun diberitahukan bahwa itu merupakan sebuah aksi atau pertujukan yang diberikan agar menguji mental maupun emosi kami para peserta. Sehabis mendengarkan perkataan tersebut maka kami beberapa peserta yang sempat terpancing emosinya karena kejadian tadi hanya bisa tertunduk malu.
Sehabis drama tadi maka kami dikumpulkan untuk memanjatkan doa secara bersama yang sekaligus menutup kegiatan tersebut sambil melahap makan siang.
By.Putra,Tatiratu
Sabtu, 07 Juni 2008
Outbond yang Mengasyikan
Outbond yang Mengasyikan
2008-06-07T10:44:00-07:00
olija
Langganan:
Posting Komentar (Atom)