Sabtu, 07 Juni 2008

Pemahaman Tentang Kepemimpinan

Pemahaman Tentang Kepemimpinan
Oleh : Putra.Tatiratu
Pengertian tentang arti dan hakekat kepemimpinan sangat penting bagi seorang pemimpin. Sebab sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, kepemimpinan yang dipraktikkan seorang pemimpin akan diwarnai oleh pemahaman internalnya tentang arti kepemimpinan itu sendiri.

Menurut Henry Pratt Fairchild, pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan disatu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untu bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai satu atau beberapa tujuan.



Tetapi berbeda dengan pendapat yang diberikan Kartini Kartono tentang makna seorang pemimpin. Menurutnya pemimpin adalah mereka yang memimpin denga jelas memprakarsai tingkah laku social dengan mengatur, menunjukan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan, atau posisinya. Namun dirnya mendefinisiannya dengan jelas makna seorang pemimpin adalah pemimpin sebagai pribadi yang meilki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengakatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, unutk melakukan sesuatu mencapai sasaran-sasaran tertentu.

Bertolak dari kedua makna diatas, berarti seorang pemimpin bukan dipengaruhi oleh status social, jabatan serta gelar yang di milkinya. Tetapi seorang pemimpin muncul karena diperlukan untuk merubah suasana agar mencapai tujuan tertentu yang ingin diarasakan manfaatnya secara bersama-sama.

Ada tiga teori yang penyebab munculnya seorang pemimpin. Pertama; teori genetic yang menyatakan bahwa pemimpin lahir dari pembawaan bakatnya sejak ia lahir. Kedua; teori social, pemimpin tidak mucul akiabat bawahan sejal lahir, melainkan disiapkan dan dibentuk. Ketiga; terori ekologis, yang menyatakan bahwa pemimpin mucul melalui bakat-bakat sejak kelahirannya, lalau dipersiapkan melalui pengalaman.

Menyimak ketiga teori diatas tentunya memberi harapan bagi kita kalau siapapun bisa menjadi seorang pemimpin. Pemimpin selalu identik dengan kemampuan dan kelebihan. Banyak orang tidak bisa memimpin namun selalu memaksakan unutk menjadi pemimpin, hingga jangan heran kalau saat ini banyak pemimpin yang dikeluhi oleh para bawahannya. Kalau ada keluhan seperti ini otomatis siapapun tidak akan mempercayai sang pemimpin tersebut.

Namun bertolak dari ketiga hal diatas ada tiga hal penting yang menjadi persyaratan seorang pemimpin yang sekuler. Pertama, Kekuasaan. Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan, otoritas, dan legalitas untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya. Kedua, Kewibawaan. Pemimpin harus memiliki kelebihan, keunggulan, keutamaan agar ia mampu mengatur orang lain untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tertentu. Ketiga, Kemampuan. Pemimpin harus memiliki daya, kekuatan, keunggulan, kecakapan teknis dan social yang melampaui bawahannya.

Beberapa pemimpin sekuler di dunia seperti Nelson Mandela, Mahatama Gandhi, Mother Theresia dan Jahwarla Nehru adalah contoh-contoh hidup dari pemimpin sekuler yang patut kita contohi dan banggakan. Misalnya Nelson Mandela punya daya tahan tinggi walaupun dirinya di penajra atas nama kebenaran, kemudian halnya dengan Mahatama Gandhi mengasihi dan memaafkan siapapun walaupun mendapat tekan yang luar biasa secara terus menerus dari Kerajaan Inggris. Melihat contoh beberapa pemimpin ini paling tidak melahirkan sebuah pertanyaan pada kita, adakah yang dapat menjadi pemimpin sekuler seperti mereka?

Ada pula yang beranggapan bahwa pemimpin harus memiliki kualitas-kualitas unggul seperti kemampuan berpikir tinggi, bijaksana, bertanggung jawab, adil, jujur, memiliki rasa humor, dsb. Sebagian lagi beranggapan pemimpin harus memiliki kemampuan relasional dengan bawahannya, misal, kemampuan mengkoordinasi bawahannya, menyusun konsep dan penjabaran tujuan-tujuan, bersikap adil, dsb. Namun, menurut pandangan umum/sekuler ini, keunggulan pemimpin dari sisi karakter tidak bersifat mutlak, sebab bisa saja karakter yang baik tidak terdapat pada seorang pemimpin dunia yang paling menonjol dan dipandang paling sukses. Misalnya, Hitler dan Idi Amin yang dikenal sebagai tiran dan menimbulkan petaka dahsyat dalam sejarah dunia dan melenyapkan banyak jiwa, memiliki tabiat yang abnormal dan destruktif.