Sabtu, 07 Juni 2008

Dunia tidak selebar daun kelor????

Dunia tidak selebar daun kelor

Dunia tidak selebar daun kelor. Itulah kata beberapa orang. Didalam dunia ini ada tiga hal yang sering dilewati hampr dalam tiap segi kehidupan. Yaitu belajar, diajar dan mengajar. Ketiga hal ini kalau satu saja tidak ditetapkan maka kefatalan akan terjadi.
BELAJAR…banyak orang mengartikan belajar hanya di sekolah atau formal saja. Padahal tidak dimanapun kita bisa belajar. BelajSar bukan hanya butuh guru atau pendamping namun diri kita juga bisa menggunakan apapun yang ada dsekitar lingkungan kita untuk belajar. Istilah belajar secara sederhana adalah perubahan pandangan dari yang tidak tahu menjadi tahu.


Namun dalam hal ini guru dan orang yang lebih dewasa menjadi panutan untuk siapapun belajar. Belajar juga bisa dari pengalaman atau kisah hidup yang pernah terjadi. Banyak anak muda termasuk saya pernah berpikir kendala utama seseorang tidak berkembang karena terbatasnya fasilitas. Padahal tidak contoh besar dapat kita lihat dari kejeniusan dan kemampuian Thomas alfa Edison menciptakan bola lampu karena kemauan dan semangat juang. Memilki berbagai Fasilitas belajar namun tidak ada semangat dan kemauan percuma saja, bukan?
Dalam pelajaran PPKN saya pernah mendapat sedikti ilustrasi bagus yang menguraikan bagaimana seseorang mempunyai satu buah apel dan satu lagi mempunyai satu buah mangga. Apa yang harus dilakukan agar seseorang bisa merasakan enaknya kedua buah tersebut. Jawabannya yah harus membaginya? Sama halnya dengan ilmu apa yang harus diilkauakn agar labih mendaptkan ilmu yang intinya hrus mau diajar.
DIAJAR….. di atas langit masih ada langit. Hal inilah yang selalu ditekankan oleh para guru maupun pengasuh saya ketika saya bertindak agak sedikti sombong. Dengan demikian mau tidak mau kita harus mau untuk menempuh langit yang lebih tinggi dari langit kita itu. Dengan cara mau diajar. Hal utama yang membuat seseorang tidak berkembang karena dirinya menganggap tidak pantas seseorang muda usia yang lebih berpengalaman mengajarkan pada orang tua. Hal ini banyak terjadi dalam kehidupan. Dengan demikian apabila cara ini tetap dibiarkan akan berdampak merusak hidup.
Diajar bisa dari apa, sesuai amanat UU No 32 tahun 2003 mengenai tempat menempuh pendidikan dibagi menjadi 3 bagian. Informal di sana kita harus mau didik oleh keluarga, baik kakak, adik maupun famili kita yang lain. Non formal, di sana kita juga harus mau didik dan diajar oleh para pembibing les atau kursus yang telah kita daftar.
Kita tidak bisa bertindak semena-menanya karena di sana kita mempunyai pengajar. Yang berikut hal ini telah formal di mana disini kita dibina dididik dan diajar oleh guru yang telah berpengalaman yang semua pengajar itu mau membawa kita kepada kesuksesan.
Rasanya sangat bosan dan jenuh apabila kita selalu menginginkan pengajaran dari tiap orang. Dan hal ini juga secara tidak sadar sedikit memalukan karena orang akan menganggap “wah orang itu belajar terus, pelit lagi”. Paling siapapun tidak inginkan hal ini diucapkan oleh orang yang menilai dirinya di lingkungan tempat dirinya tinggal. Untuk menjaga dan mengantisipasi agar hal ini tidak terjadi maka ada tindakan yang harus diambil dari pada orang yang selalu belajar adalah tahap ketiga yaitu mengajar.
MENGAJAR…..mengajar adalah memberikan kepada seseorang sebuah ilmu atau kemampuan yang kita miliki. So, pasti ketika kita belajar dan diajar semua ilmu telah kita milki, dengan demikian salah satu cara terbaik untuk kita disenangi atau disayangi oleh orang lain adalah kita mengajari mereka. Namanya mengajar bukan saja ilmu namun masih banyak hal lagi seperti mengajar orang dari berbagai pengalaman kita kemudian mendidik karakter orang melalui pengalaman kita dan lain sebagainya.
Semua pengajaran yang kita berikan jangan selalu berpikir uantuk mengajar dengan mengharapkan imbalan tetapi berpikir uantuk memberikannya dengan setulus hati kita karena upah yang kita harapkan diberikan nanti oleh Sang Pencipta.